Dunia Seakan Sempit

Ceritanya nih aku punya sahabat perempuan. Kita kenal sejak masih duduk di bangku sekolahan tepatnya pas masih Smp. Aku banyak tau tentang dia dan begitupun sebaliknya. Dia mengerti tentang sifatku. Kita pernah nakal bareng (wajarlah masih labil).

Setiap hari kita selalu bersama, kadang bertengkar, tapi lebih sering akurnya (iyalah namanya juga sahabat). Selalu ada saja candaan alami antara kita. 

Waktu begitu cepat berlalu. Saat kita lulus Smp kita pisah sekolah. Awalnya komunikasi baik. Tapi lama-kelamaan semua berubah. Ntah karena kesibukan masing-masing kita jarang bertemu.

Selama masa  Sma kita benar-benar tanpa kabar tanpa komunikasi sedikitpun. 

Singkat cerita,

Saat lulus Sma kita bertemu via sosmed. Berawal saat aku chat dia untuk ngucapin Minal Aidzin Wal Faidzin. Kebetulan pas lebaran.

Dari situ kita saling menanyakan kabar, cerita mengingat tentang persahabat kita pas masih satu sekolah dulu.

Dan kita memutuskan untuk bertemu dan sepakat mengundang teman-teman yang lainnya.

Tiga tahun tidak bertemu dia benar-benar berubah. Sifatnya, penampilannya, cara berfikirnya, dia benar-benar berbeda. 

Sejak saat itu kita sering komunikasi. Saat ada masalah dia selalu cerita begitupun denganku. Kita saling bertukar pendapat. Sungguh dewasa pemikirannya.

Suatu hari dia cerita kalau dia sedang dekat dengan seorang laki-laki. Aku dukung hubungan mereka. Sepertinya dia benar-benar ada perasaan kepada laki-laki tersebut. Dari cara dia menceritakan kesehariannya bersama laki-laki itu terlihat sepertinya ada ketulusan dihatinya.

Di saat yang bersamaan aku sedang berjuang untuk mendapatkan hati seseorang. Aku mengaguminya. Lama kelamaan aku lelah berjuang tanpa respon darinya. Saat aku berhenti berjuang. Sahabatku memberi tauku bahwa dia sudah tak bersama laki-laki itu lagi. Nasib kita sama, sama-sama tak di hargai. Awalnya kita tak percaya dengan semua ini.

Untungnya aku lebih cepat move on di bandingkan sahabatku. Sekarang dia sedang berusaha melupakan laki-laki itu. Saat kita sama-sama kembali menata hati, kita mendengar bahwa laki-laki itu sedang dekat dengan wanita yang aku perjuangkan dulu. Mungkin mereka sudah bahagia.

Saat itu kita benar-benar percaya kalau nasib kita benar-benar sama..

Leave a comment